Jumat, April 10, 2009

Jelang setahun kepergian Bapak

Tidur disamping Ibu...
memeluk tubuh Ibu yang hangat...dan mengingat dingin tubuh Bapak saat dipersemayamkan...
Kini Ibu sendiri...
dirumah petak kecil kami...bertemankan Roby, keponakan kami...

Cory, subuh tadi kembali pulang ke Surabaya, naik kereta, 3 jam perjalanan, 4 ribu perak, dan memulai kembali hari2 bekerja lagi disana...
dengan tas carrier tinggi dipunggungnya, mengingatkan akan diriku sendiri pada masa silamku

Menjelang siang, sekian jam sebelum Jum'atan, Beny datang dari Lamongan, setelah sebulan lebih bekerja di pengeboran lepas pantai...
Klewas klewes...tau2 buka pintu pagar sambil tersenyum lebar pada kami semua...
Memulai masa liburnya selama satu bulan setengah...

Kami semua...
Aku, Beny dan Cory...
mencintai dan menyayangi Ibu...
mengasihi dengan penuh rasa dan jiwa...
didalam segala keterbatasan dan ketidakberdayaan kami untuk membahagiakannya...

Kini...
hanya Ibu yang kami miliki...
tentunya dalam pengertian fisik
karena Bapak, hingga kapanpun, tetap akan ada di hati kami...
Kini Bapak hanya telah berpindah pada satu pemberhentian sesudah hidup...
dan segala apapun dari kita yang hidup ini, pada saatnya nanti juga akan ke sana...

Kesempatan kami...
adalah untuk dapat membuat sebuah kebahagiaan dari yang tersisa...serta Do'a dan harapan pada semua yang ada dan yang telah tiada...

Sekian minggu...
sesaat menjelang satu tahun kepergian Bapak dari sisi kami...
Ibu sakit dan jatuh pingsan di kamar mandi...
Ibu mengalami infeksi lambung...
derita ibu...
pada usianya kini...
dan dalam kesendiriannya kini...
bertemankan mengaji dan sinetron Cinta Fitri...
Ibu...
yang juga menderita penyumbatan pembuluh darah di otaknya....

Kami semua menyayangi Ibu...
dengan segala keterbatasan kami, sebagai anak2nya yang belum dapat membahagiakannya...

Masih terngiang hinaan mbak endah
masih teringat cibiran bu naniek
tapi kami memiliki kehidupan kami sendiri yang sama sekali tidak mereka mengerti
mereka hanya bisa menghina

tanpa bisa melihat pada diri mereka sendiri...
suatu saat nanti, mereka akan mengalami sebuah rasa kehilangan seperti yang kami alami

hehehe...
memang masih terasa jengkel...
bersyukur bahwa kami tidak harus menjalani dan berbuat yang sama seperti yang mereka lakukan dalam menjalani kehidupan kami...

Menjelang satu tahun kepergian Bapak dari sisi kami...
segala kenangan hidup telah tercipta dengan apa adanya...
Foto2 dan rekaman video...
akan aku upload dalam waktu dekat ini...
agar kenangan itu dapat aku bagi dengan orang2 yang peduli dengan kami
agar abadi didalam hati...
yang akan selalu mengingatkan kami untuk tak lepas dari do'a dan harapan pada
kehidupan dimasa yang akan datang

Sabtu dini hari, 11 April 2009 : 02:12

Kamis, Januari 29, 2009

Makna Mimpi


Ya Allah, aku bermimpi jelas sekali...

aku tidak ingat bagaimana awalnya...
yang jelas, siang itu hujan deras disertai angin kencang...
air hujan sampai masuk kedalam rumah petak kecil kami...

sepertinya saat itu aku sedang asyik dengan komputerku...
aku baru tersadar, saat daun jendela terbuka karena terjangan angin dan air hujan, dikamar depan, kamar tamu yang kini difungsikan sebagai kamar bapak...

di saat aku bergegas ke depan untuk menutup jendela
Ya Allah...
aku lihat bapak duduk di kursi tamu yang panjang
dekat dibawah jendela, basah kuyup karena air hujan
basah karena air hujan yang masuk ke dalam rumah...
tak pikir masih ada di tempat tidur seperti biasanya...

aku langsung berlari dan memeluk bapak...
sepurane yo pak...sepurane aku ga ngerti...
bapak menjawab, ga popo ... dan aku melihat sunggingan senyum bapak
aku peluk bapak sekali lagi...bapak basah kuyup karena air hujan

aku papah bapak ke ruang tengah...
kaos dan celana kolor pendeknya basah semua...
aku keringkan tubuhnya dengan handuk yang buru2 ku ambil dari jemuran
ku keringkan rambutnya yang sudah putih seluruhnya...
aku seka semua badannya...
aku suruh lepas kaosnya...
aku suruh ganti...aku sempet mencari cari kaos...
dan aku berikan kaos dunlop-ku warna biru yang kebetulan cukup tebal
lalu di kenakannya...aku melihatnya dengan jelas
karena bapak mengenakannya tepat didepan aku berdiri...
. . . . . .
aku masih ingat dengan jelas
karena smua masih terbayang jelas...
senyum bapak...
ya...
senyum bapak...
karena selama mimpi tadi...
aku juga terlibat pembicaraan dengan bapak...

aku suruh juga ganti celana pendeknya yang basah
aku cari2 di lemari bagian bawah...
pilihan pertamaku di tolaknya, karena ada lipatan jahitan didepannya...
kuambilkan yang ke dua dan di terimanya...

semua dipakainya sendiri...
dan tiba2 semua seperti berganti frame dan lokasi...

aku terlibat pembicaraan dengan bapak di kursi kayu panjang di teras luar
posisinya malah seperti di beranda samping rumah budhe...sebelah rumah bu kamto
sebelah kaki bapak terluka dan sepertinya sudah jadi borok dan berair...
hanya pada sampai batas pergelangan kaki hingga ujung jari...
sempat aku angkat dan memberi penjelasan -seperti biasanya aku-
kalo luka tu g bole basah terus...harus kering, di kasih apa gitu...aku uda samar2 lupa
aku sempat ganti sesuatu yang harus melewati kakinya yang luka
dan bapak meringis kesakitan...
aku juga meringis dan mengenakan sesuatu itu pelan2...seperti kain / perban untuk membalut luka kaki bapak...
tapi bapak malah bilang gpp dan malah minta maaf ke aku...
ttg sesuatu seperti...wong tuo gitu...
aku kurang jelas ttg minta maaf itu, karena aku uda keburu bangun...

. . . . . . . .

akhirnya...
kesedihan ini menghambur keluar tak tertahankan...
aku ga menangis sesenggukan
tapi air mata ini mengalir dari kedua mataku....dari tadi...
aku ketikkan ini...
karena aku ga ingin semua ini terlewatkan...
dalam sisa hidup yang harus ku tuntaskan...

suatu saat nanti..
kita pasti akan bertemu lagi
kita pasti akan berkumpul lagi pak...
bersama sama...
seperti dulu lagi...

disaat semua masih ada...
meski semua serba kekurangan...
satu bungkus nasi goreng di makan berlima di tambah nasi putih yang banyak

tapi ada tawa di situ...
ada semua bahagia dan kebahagiaan...
ibu bapak beny cory dan aku...

tunggu kami di sana
maafkan aku pak...
sepurane sing akeh, masih belum bisa membahagiakan bapak
sepurane...karena selama ini aku abaikan bapak...
aku menyesal sekali...

kenapa aku masih saja memikirkan diri sendiri...

aku akan pulang
sudah 3-4 bulan ini aku tidak pulang...
tidak menengok ibu yang sendirian di rumah
tidak berziarah ke makam bapak...

aku pikir...
bacaan do'a tidak mampu memupuskan rasa...
emosi, perasaan, jiwa....atau roh
suatu misteri, sesuatu yang pernah ada bersama kita selama puluhan tahun
ternyata...
arti sebuah kehadiran masih terasa amat penting...
tidak cukup dengan kiriman do'a saja

kamis, 29 januari 2009 jam 2 dini hari
setengah jam berlalu dari mimpiku tadi...

Senin, Januari 19, 2009

Tanpa judul


Jika ada satu waktu yang aku kenang hingga nanti disenja usia...masa itu adalah masa disaat semua ada...
Tersadar bahwa semua tidaklah abadi...
Pahamilah bahwa tidak satupun yang dapat kamu miliki selamanya...bahkan jiwamu sendiri...
Semua bukanlah misteri jika kita dapat arif menerima...
Selayaknya kita memiliki Cinta...
Sebuah rasa penuh dengan segala daya...yang mampu untuk membuat kita terus dapat bertahan atau sebaliknya...
Tebarkan Kasih...Berikan Sayang...
Pada segala yang ada...atau yang telah tiada...
Kita jalani hidup dengan semestinya hidup...


isuk2...jadwal mandiku jadi telat nee...
Kmr Kosan 20 Jan 2009 06:15